KOMPAS.com – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. ( ANJ) terus berupaya menerapkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan atau praktik-praktik yang berlandaskan prinsip ramah lingkungan.
Head of Business Process and Business Development of Smallholders ANJ Airlangga Djati menyampaikan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis, ANJ menerapkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan sebagai upaya meminimalkan dampak perubahan iklim.
Peningkatan suhu udara dan cuaca yang ekstrem dalam periode kemarau berkepanjangan pada satu sisi dan curah hujan tinggi yang mengakibatkan banjir di sisi lainnya, berpengaruh besar terhadap produktivitas perkebunan.
Hal itu terjadi karena menurunnya kelembaban tanah, kekurangan air, kerusakan struktur tanah, serta perubahan perilaku serangga polinator dalam melakukan penyerbukan alami dan perkembangan buah sawit.
Perubahan iklim juga berdampak pada sisi operasional, karena proses pemanenan terhambat oleh cuaca panas yang bisa meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan. Kemudian, hujan deras juga memengaruhi aksesibilitas jalan dan jembatan akibat banjir.
Baca juga: ANJ Komitmen Terapkan Prinsip GCG untuk Perkokoh Kinerja Perusahaan
“Oleh karena itu, kami berpartisipasi dalam upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan untuk memastikan keberlanjutan operasi kami,” ujarnya dalam wawancara secara tertulis bersama Kompas.com, Kamis (3/11/2022).
Salah satunya upaya yang dilakukan ANJ dalam menerapkan minyak sawit berkelanjutan adalah membuat program ketertelusuran untuk mengidentifikasi sumber buah dari petani sawit mandiri.
“Kami menyadari bahwa para pemasok tersebut juga mempunyai potensi dampak sosial dan lingkungan, dan akan memengaruhi kinerja kami secara keseluruhan dalam mengembangkan minyak sawit berkelanjutan,” ungkap Airlangga.
Untuk itu, pada 2021, ANJ membangun sistem ketertelusuran yang efektif dan efisien melalui aplikasi Electronic Traceability (eTIS). Aplikasi ini dapat menerima, memproses, dan melaporkan data secara transparan.
Sistem ketertelusuran elektronik tersebut dapat merekam dan mencatat data secara realtime untuk membantu pemasok tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di pihak ketiga ANJ dalam mengumpulkan dan melaporkan data ketertelusuran.
Baca juga: 5 Strategi Utama ANJ untuk Mitigasi Dampak Perubahan Iklim
Data tersebut, seperti hasil timbang TBS atau surat pengantar, berguna untuk menyelesaikan permasalahan teknis.
Dalam mempraktikkan program ini, ANJ melakukan sosialisasi secara berkesinambungan, pelatihan, dan pendampingan secara bertahap kepada para mitra pemasok. Dalam beberapa tahun mendatang, ANJ berambisi mewujudkan transparansi dan ketertelusuran TBS mencapai lebih dari 99 persen ketertelusuran TBS pihak ketiga pada akhir 2025.
ANJ juga memberikan pendampingan teknis agronomis kepada para petani sawit mandiri dan koperasi. Dengan begitu, program itu diharapkan semakin meningkatkan dan membantu mitra pemasok secara berkelanjutan dalam rantai pasokan kelapa sawit.
Terkait penerapan program eTIS, ANJ menghadapi berbagai tantangan, seperti mendapatkan keterbukaan data dan informasi dari petani sawit khususnya terkait koordinat lokasi dan dokumen legalitas lahan.
“Selain itu jumlah petani sawit kami yang tersebar di banyak desa. Dengan akses ke lokasi yang susah dijangkau, tentu merupakan tantangan bagi kami baik dari sisi fisik, waktu, dan biaya untuk melakukan identifikasi dan pencatatan koordinat geografis dari masing-masing petani,” terangnya.
Baca juga: Kuartal I-2022, ANJ Catatkan Kenaikan Laba Bersih 261,9 Persen
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, penerapan perkebunan sawit berkelanjutan turut mendorong keberlanjutan para petani di masa mendatang.
Dengan menerapkan praktik agronomi terbaik dan berkelanjutan, para petani akan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang juga dialami.
“Praktik-praktik terbaik dapat membantu mereka meningkatkan produktivitas dan menjaga keberlanjutan perkebunan mereka dalam jangka yang lebih panjang,” ujarnya.
Tak hanya itu, petani akan mendapatkan insentif harga premium dari penjualan crude palm oil (CPO) bersertifikat. Petani juga mendapatkan kemudahaan untuk mendapatkan kredit dari bank.
Oleh karena itu, ANJ mengadakan sosialisasi untuk mengajak para mitra petani menerapkan kelapa sawit berkelanjutan.
“Dalam operasional harian, kami mendedikasikan asisten kebun, serta staf dan kepala tata usaha (KTU) kemitraan untuk mengelola kebun, memberikan pelatihan, pendampingan, pelaporan, ataupun komunikasi kepada mitra kami” katanya.
Baca juga: ANJ Raih Gold Champion BISRA 2022
Selain itu, ANJ juga menerapkan manajemen satu atap untuk melakukan audit Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) setiap tahun, baik internal maupun eksternal (surveillance).
Dengan adanya target environmental, social, and governance (ESG) pada 2025, ANJ berkomitmen untuk mendapatkan sertifikasi RSPO atas 3 koperasi dan 1 BumDes yang belum tersertifikasi dari total 12 mitra.
Untuk diketahui, ANJ memiliki 3.252 kepala keluarga (KK) petani plasma dan mitra, dimana 1.798 KK petani mitra yang di antaranya merupakan petani dengan kebun tersertifikasi RSPO.
Airlangga menyebutkan, ANJ memiliki ambisi untuk menjadi perusahaan terkemuka dalam keterbukaan dan pengungkapan ESG serta pelopor dalam penerapan ESG yang memberikan sumbangsih terhadap keberlanjutan pada tingkat nasional maupun global.
Salah satu contoh penerapan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan ANJ yang turut melibatkan mitra pemasok adalah koperasi kemitraan di PT SMM (Belitung Timur).
Baca juga: Komitmen Implementasikan ESG, ANJ Raih Penghargaan Disclosure Rating Leadership A
Dalam hal ini, PT SMM bermitra dengan Koperasi Berimpun Sejahtera, Koperasi Sumber Jaya Makmur, Koperai Mitra Anugrah, Koperasi Mitra Lestari dan Koperasi Lindong Raya.
“Penerapannya adalah dengan melibatkan koperasi dan anggota dalam proses operasional untuk dapat menerapkan standar praktik agronomi terbaik sehingga memperoleh sertifikasi RSPO,” paparnya.
Airlangga menambahkan, ANJ memiliki kemitraan yang kuat dengan petani kecil dalam skema plasma atau dengan petani mandiri perorangan yang melibatkan lebih dari 5.800 petani pada 2021.
“Kami bermitra dengan total 12 koperasi perkebunan kelapa sawit dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melalui program plasma dan kemitraan kami di seluruh operasi kami,” terangnya.
Baca juga: Tingkatkan Perekonomian Desa Kuala Tolak, ANJ Beri Pembinaan Tata Kelola Madu Kelulut
ANJ mendukung petani plasma dan Kemitraan dengan membuat beberapa program. Pertama, menjalankan praktik pertanian yang baik, standar keberlanjutan, dan praktik terbaik ANJ terhadap semua kebun koperasi plasma dan kemitraan.
Kedua, memberikan dukungan kepada semua koperasi plasma dan kemitraan untuk mendapatkan sertifikasi RSPO pada 2025 (per 31 Desember 2021, 58 persen telah disertifikasi RSPO) dan semua petani mandiri untuk mendapatkan sertifikasi RSPO pada 2030.
Ketiga, membagikan insentif harga premium atas penjualan CPO bersertifikat sejumlah Rp 638 juta kepada 964 petani dari enam koperasi bersertifikasi RSPO pada 2021.
Lebih dari itu, ANJ juga memberikan pemberdayaan dan pelatihan kepada petani untuk membantu pendapatan petani.
ANJ juga memfasilitasi pendirian kelembagaan koperasi dan kelengkapan legalitasnya sehingga menjadi koperasi yang sehat dan layak mendapatkan pembiayaan dari bank.
Baca juga: ANJ Dorong Masyarakat Produksi Pembasmi Hama dan Disinfektan Ramah Lingkungan
Adapun dalam pengelolaan kebun, ANJ berupaya agar tenaga kerja yang digunakan adalah anggota koperasi itu sendiri. Dengan begitu, ada rasa memiliki yang tinggi supaya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya.
“Secara rutin kami melakukan koordinasi bulanan terkait produksi, biaya, kendala dan perkembangan kebun kemitraan. Dalam hal tata kelola koperasi, kami juga melakukan pelatihan bidang keuangan dan pajak koperasi,” jelasnya.