KOMPAS.com – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk ( ANJ) mendorong masyarakat untuk memproduksi pembasmi hama dan disinfektan ramah lingkungan dengan memanfaatkan sampah.
Salah satu anak perusahaan ANJ, yaitu PT Sahabat Mewah dan Makmur (SMM), telah mengembangkan asap cair sebagai pembasmi hama ramah lingkungan dan eco-enzyme yang dapat digunakan sebagai disinfektan ramah lingkungan.
Upaya yang disebut sebagai eco-innovation tersebut sudah berjalan di bagian internal perusahaan dan sudah diimplementasikan di lingkungan masyarakat sekitar selaku penerima manfaat program pemberdayaan perusahaan.
Head of Research and Development ANJ Jajang Supriatna menjelaskan, inovasi asap cair bermula dari ide untuk mengolah timbunan sampah kayu bekas di daerah Kecamatan Dendang, Belitung Timur, Bangka Belitung.
“ Asap cair ini dihasilkan melalui proses pirolisis, yaitu proses pemanasan ketika bahan akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas,” papar Jajang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (28/12/2021).
Ia menjelaskan, asap cair dapat dimanfaatkan sebagai pembasmi hama untuk mengurangi pestisida saat bercocok tanam.
Saat ini, kata Jajang, inovasi asap cair telah dirasakan oleh masyarakat di Desa Balok dan Dendang, Kecamatan Dendang, Belitung Timur.
Masyarakat di kedua desa tersebut menggunakan asap cair sebagai pembasmi hama untuk melindungi sayuran yang ditanam di pekarangan rumah, pekarangan kantor, dan lahan kosong di sekitar.
Sementara itu, Resident Director SMM Juli Wankara Purba mengatakan, sejak pandemi Covid-19 melanda dunia tahun 2020, banyak masyarakat mengalami keterbatasan sumber penghasilan dan harga kebutuhan pangan pun melambung.
Sebagai solusi untuk mengatasi masalah itu, pihak SMM mendorong masyarakat agar mengelola lahan kosong untuk menanam sayuran demi meningkatkan pendapatan.
Baca juga: Peduli Krisis Iklim, ANJ Terapkan Inovasi Pertanian Berkelanjutan
SMM juga memberikan edukasi tentang inovasi asap cair, melakukan pendampingan persiapan area tanam, dan memberikan sarana prasarana bercocok tanam bagi masyarakat.
“Kami berharap dengan dengan penggunaan asap cair, maka masyarakat dapat mengurangi pemakaian pestisida serta meningkatkan produktivitas kebun sayur sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan,” kata Juli.
Ia menyampaikan, SMM juga memanfaatkan asap cair untuk membasmi hama tanaman kelapa sawit, yaitu kumbang Oryctes rhinoceros atau yang sering disebut kumbang tanduk.
Dilaporkan Juli, pada 2021, kelompok masyarakat Miana Desa Dendang di Kecamatan Dendang telah berhasil memproduksi lebih dari 35 liter asap cair.
Eco-enzyme merupakan inovasi ramah lingkungan dari SMM yang bertujuan mengurangi sampah organik.
Direktur Human Resources and Change Management ANJ Group Yoomeidinar menjelaskan, konsep eco-enzyme yang dikembangkan saat ini adalah mengubah sampah organik dapur menjadi produk bermanfaat yang bisa mengurangi pemakaian bahan kimia rumah tangga dan mengurangi sampah kemasan bahan kimia.
Baca juga: Upaya ANJ Lindungi Keanekaragaman Hayati Indonesia
Ia mengatakan, eco-enzyme menjadi solusi penanggulangan sampah yang tepat karena prosesnya mudah dan tidak memerlukan lahan luas untuk fermentasi.
Hal yang perlu disiapkan untuk mengolah eco-enzyme adalah air, gula merah, serta sampah organik sayur dan buah.
Dijelaskan Yoomeidinar, eco-enzyme, yaitu Rosukon Poompanvong dari Thailand merekomendasikan perbandingan 3:1:10 untuk membuat fermentasi. Perbandingan 3 untuk sampah organik, 1 untuk gula merah, dan 10 untuk air.
Wadah bekas seperti toples yang sudah tidak terpakai bisa digunakan sebagai tangki fermentasi.
Proses fermentasi eco-enzyme membutuhkan waktu kurang lebih 90 hari sebelum dapat dipanen dan dipindahkan ke dalam wadah botol plastik bekas.
Penggunaan botol plastik bekas akan menjadi nilai tambah eco-enzyme karena mendukung konsep reuse dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Baca juga: Kebijakan Pro-Perempuan ANJ: Kesetaraan Gender dan Pemenuhan Hak Pekerja Perempuan
Eco-enzyme yang telah dipanen dapat dimanfaatkan sebagai disinfektan, pembersih kamar mandi dan lantai, detergen, pupuk alami untuk tanaman, pembersih kompor, pembersih pestisida dan kuman pada buah serta sayur, serta dapat menghilangkan bau tidak sedap.
“Dengan banyak manfaat inilah, eco-enzyme saat ini mendapat sambutan yang positif dari karyawan dan dikembangkan di beberapa anak perusahaan ANJ lainnya, serta dilakukan transfer pengetahuan kepada masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan,” kata Yoomeidinar.
Ia melaporkan, sampai akhir November 2021, SMM telah berhasil memproduksi 10.254 liter eco-enzyme.
Selain itu, kelompok masyarakat dan kelompok tani di Kecamatan Dendang telah berhasil memproduksi masing-masing 30 liter eco-enzyme.
Baca juga: Dukung Pengembangan SDM, ANJ Jalankan Program PAUD dan TK di Papua Barat
“Anak perusahaan kami lainnya, PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais (ANJA Sias) yang berlokasi di Padang Sidempuan, Sumatera Utara, (juga) berhasil memproduksi 2.000 liter eco-enzyme yang dibuat oleh para staf, karyawan, dan guru Yayasan Eka Pendawa Sakti pada September lalu,” tutur Yoomeidinar.
Lebih lanjut, anak perusahaan ANJ, PT Kayung Agro Lestari (KAL) yang berlokasi di Ketapang juga berhasil membuat sebanyak 3.000 liter eco-enzyme.