KOMPAS.com – Raden Ajeng Kartini merupakan sosok inspirasional bagi masyarakat Indonesia, khususnya perempuan. Lewat bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menuangkan gagasan dan cita-citanya memajukan kaum perempuan.
“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ‘Aku tiada dapat!’ melenyapkan rasa berani. Kalimat ‘Aku mau!’ membuat kita mudah mendaki puncak gunung,” katanya.
Gagasan Kartini itu pun menjadi tonggak kebangkitan perempuan Indonesia yang mendapatkan banyak penghalang pada masa itu agar bisa mendapatkan hak-haknya serta menggapai cita-cita setinggi-tingginya.
Pada masa kini, semangat Kartini semakin terasa dengan adanya perjuangan kemandirian perempuan dan kesetaraan gender. Bahkan, banyak perempuan yang saat ini berkontribusi pada laju perekonomian negara.
Upaya-upaya tersebut mendukung kemandirian perempuan pun terus digelorakan semua pihak, tak terkecuali PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ).
Baca juga: Kebijakan Pro-Perempuan ANJ: Kesetaraan Gender dan Pemenuhan Hak Pekerja Perempuan
Lewat dua anak usahanya PT ANJ Agri Papua (ANJAP) di Papua Barat dan PT Sahabat Mewah dan Makmur (SMM) di Belitung Timur, ANJ memberdayakan perempuan dengan menjalankan program kemasyarakatan untuk menciptakan peluang ekonomi dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.
Director of Sustainability and Corporate Communications ANJ Group Nunik Maharani mengatakan, pihaknya memiliki fokus pada program-program yang bermanfaat bagi kaum perempuan.
Nunik mencontohkan, ANJ memiliki program Warung Mama di Papua dan Daun Lais di Belitung yang bertujuan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi kaum perempuan. Program ini digulirkan mengingat sedikitnya peluang bagi perempuan untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi keluarga.
Di Papua Barat, program Warung Mama memfasilitasi wanita-wanita lokal ( mama) dari Kampung Saga, Distrik Metamani, Kabupaten Sorong Selatan dengan memberikan kesempatan belajar serta pelatihan bagi para mama untuk mengolah aneka hidangan yang layak jual.
Tidak hanya itu, ANJAP pun memberikan pembinaan dan pendampingan dalam mengelola keuangan sederhana bagi para mama.
Baca juga: Komitmen Implementasikan ESG, ANJ Raih Penghargaan Disclosure Rating Leadership A
Kerja sama ANJAP dengan tim dan para mama telah menunjukkan komitmen dan ketekunan dengan pelatihan dan fasilitas yang telah diberikan.
Sejak 2019, program Warung Mama telah memiliki sebelas anggota yang berasal dari Kampung Saga dan Puragi, Distrik Metamani.
Inisiatif itu tidak hanya memberdayakan wanita-wanita dari Sorong Selatan, tetapi juga mengangkat profil sagu sebagai sumber pangan serbaguna, bergizi, dan dihasilkan secara lokal.
Masing-masing anggota kelompok menghasilkan pendapatan dari hasil penjualan aneka hidangan mulai dari es cendol sagu, mi ayam berbahan sagu, hingga kue talam pandan, donat, dan molen. Dalam satu bulan, para mama bisa mendapatkan pendapatan hingga Rp 2 juta.
Warga Kampung Puragi, Mama Dorkas Derione, berterima kasih kepada ANJ karena bisa bekerja di Warung Mama dan menghasilkan pendapatan.
Selain itu, ia juga mendapatkan pelatihan untuk membuat kue-kue dengan bahan dasar tepung sagu, sebuah keterampilan yang belum ia miliki sebelumnya.
“Pendapatan saya rata-rata lebih dari Rp 2 juta per bulan, tergantung kehadiran dan hasil produksi kue pada hari itu,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (18/4/2022).
Baca juga: Dukung Pengembangan SDM, ANJ Jalankan Program PAUD dan TK di Papua Barat
Ia menuturkan, selain digunakan untuk membeli kebutuhan rumah tangga, uang hasil kerja juga dimasukkan sebagai derma di gereja.
“Saya berterima kasih kepada ANJAP dan tim Community Involvement and Development (CID) yang selalu mendampingi kami kelompok Warung Mama,” tambahnya.
Program Warung Mama pun cukup populer di kalangan masyarakat setempat dan di antara karyawan ANJ. Berkat keberhasilan itu, Warung Mama akan membuka lokasi baru di PT Permata Putera Mandiri (PPM).
Saat ini, para mama diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan bercocok tanam melalui kebun hidroponik.
Mereka diajarkan tim ANJAP untuk menanam aneka sayuran yang dapat dikonsumsi keluarga dan bisa dijual sebagai pendapatan tambahan selain dari hasil Warung Mama.
Ke depan, sayuran segar tersebut dapat dikembangkan menjadi produk olahan lokal untuk dipasarkan.
Sementara itu, SMM di Belitung mendukung proyek kerajinan daun lais juga mampu menghasilkan pendapatan.
Baca juga: Tingkatkan Perekonomian Desa Kuala Tolak, ANJ Beri Pembinaan Tata Kelola Madu Kelulut
Sejak 2016, kelompok ibu-ibu warga Dusun Aik Ruak, Desa Simpang Tiga, memanfaatkan daun lais yang menyerupai pandan tetapi berduri untuk membuat berbagai kerajinan tangan.
Beberapa kerajinan tangan yang dihasilkan adalah tas tangan wanita, dompet, wadah makanan, keranjang dan beberapa kerajinan lainnya. Kerajinan anyaman daun lais kerap kali dijadikan souvenir yang bisa dibeli ketika berwisata ke Belitung.
Pada 2021, pendapatan galeri usaha kecil menengah (UKM) bernama “Sahabat Lais” pun berhasil mendapatkan hingga Rp 54 juta.
Lia Mardiana, pengrajin daun lais, mengatakan sejak adanya pendampingan dari SMM, Sahabat Lais telah berkembang pesat.
Pasalnya, tim SMM mendukung dengan memberikan peralatan untuk menganyam dan memperkenalkan kerajinan daun lais kepada tamu perusahaan yang berkunjung. Para tamu tersebut seringkali membeli kerajinan Sahabat Lais, seperti tas.
Daun lais merupakan komoditas lokal yang pemanfaatannya selama ini masih belum maksimal.
Baca juga: Inovasi Digital, Kunci Utama ANJ Tingkatkan Produktivitas Perusahaan
Untuk meningkatkan prospek bisnis masyarakat setempat, ANJ terus mendukung dan saling berbagi pengetahuan tentang lingkungan dan tradisi Belitung. Dukungan ini juga menjadi bagian dalam upaya untuk melestarikan kearifan lokal.