Lestarikan Lingkungan, MDKA Tanam 1.000 Bibit Mangrove di Jakut dan Bekasi

Kompas.com - 31/07/2024, 13:01 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melaksanakan penanaman 1.000 bibit mangrove di dua lokasi, yaitu Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara (Jakut) dan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat (Jabar), Kamis (25/7/2024).
DOK. Humas MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melaksanakan penanaman 1.000 bibit mangrove di dua lokasi, yaitu Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara (Jakut) dan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat (Jabar), Kamis (25/7/2024).

KOMPAS.com - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melaksanakan penanaman 1.000 bibit mangrove di dua lokasi, yaitu Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara (Jakut) dan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat (Jabar), Kamis (25/7/2024).

Kegiatan yang bertepatan pada Hari Mangrove Sedunia itu merupakan bentuk kepedulian MDKA dalam menjaga lingkungan hidup. Penanaman ini juga menjadi bagian dari perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Sebanyak 75 karyawan dari kantor pusat MDKA di Jakarta turut serta dalam aksi ini secara sukarela. Mereka melakukan simbolisasi penanaman bibit mangrove di Taman Wisata Angke.

Grup Merdeka lewat anak perusahaannya, PT Bumi Suksesindo (PT BSI), yang mengelola operasi Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), telah terlebih dahulu melakukan inisiatif substitusi dan efesiensi energi dengan penggunaan listrik dari sumber energi terbarukan dan penggunaan biosolar B35 untuk alat berat tambang.  

Baca juga: Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Selain itu, BSI secara rutin juga melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan berupa Pelepasan Tukik, Transplantasi Terumbu Karang, Penanaman Mangrove, dan lainnya. BSI juga banyak menggandeng Balai dan Kelompok Masyarakat yang peduli lingkungan untuk kegiatan-kegiatan tersebut.

Direktur BSI Cahyono Seto menjelaskan bahwa penanaman bibit mangrove secara berkala memiliki banyak manfaat, termasuk pemulihan kualitas ekosistem, mitigasi perubahan iklim, percepatan rehabilitasi lingkungan, penyerapan karbon berbahaya, dan perlindungan daratan dari abrasi laut.

"Dengan penanaman 1.000 bibit mangrove, kami memperkirakan dapat menyerap sekitar 25.000 kilogram (kg) karbon per tahun dari bibit yang telah ditanam dan berkembang menjadi pohon," ujar Seto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (29/7/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan Seto dalam kegiatan penanaman mangrove di TWA Angke Kapuk, Jakut.

Baca juga: Pemkot Jakut Minta Polisi Sering Gerebek Kampung Bahari

Ia menambahkan bahwa aksi lingkungan tersebut merupakan bagian dari komitmen Grup Merdeka yang diterapkan di setiap unit usaha.

Kegiatan tersebut, kata Seto, tidak hanya menunjukkan dedikasi perusahaan terhadap lingkungan, tetapi melibatkan pula karyawan dalam upaya preventif untuk menghindari kerusakan lingkungan.

“Selain berkontribusi melalui penanaman bibit mangrove, Grup Merdeka juga membangun kesadaran kolektif para karyawan melalui program konservasi lingkungan berkelanjutan, sehingga menghasilkan aksi nyata yang positif terhadap kelestarian lingkungan,” jelasnya.

Baca juga: Di IPA 2024, Dirut Pertamina Beberkan Strategi Jaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan

Pengurangan emisi karbon

Tak cuma komitmen terhadap konservasi lingkungan berkelanjutan, Grup Merdeka juga fokus pada pengurangan emisi karbon melalui penggunaan 100 persen energi baru terbarukan (EBT) di Tambang Emas Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).

Energi terbarukan untuk operasi Tambang Tujuh Bukit disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Jawa barat. Penggunaan energi terbarukan ini berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) lingkup 2 hingga 100 persen pada operasi tambang tersebut.

Di sisi lain, saat ini, Tambang Tembaga Wetar sedang mengkaji penggunaan panel surya sebagai pengganti genset untuk mendukung kegiatan operasionalnya.

Upaya Grup Merdeka dalam mengurangi emisi GRK juga meliputi penggantian energi dengan energi ramah lingkungan, penghematan bahan bakar, penggunaan biosolar, serta penanaman pohon dan mangrove.

Baca juga: Cerita 3 Pahlawan Mangrove Perjuangkan Daerahnya, Babel hingga Papua

Pada 2023, inisiatif dekarbonisasi yang dilakukan, termasuk penggantian bahan bakar dari Biodiesel B30 ke B35 yang lebih ramah lingkungan, mampu menurunkan emisi sebesar 249,22 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e).

"Grup Merdeka senantiasa mengedepankan pencapaian maksimal dalam kinerja lingkungan untuk menekan efek GRK. Komitmen dan kerja keras inilah yang telah membuat reputasi Merdeka dalam penanganan environmental, social, and governance (ESG) diakui secara global," jelas Seto.

Sebagai satu-satunya perusahaan tambang Indonesia dalam kategori MSCI Diversified Metals and Mining yang mendapatkan peringkat A dari Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada 2023, MDKA berkomitmen untuk memperkuat reputasinya sebagai perusahaan dengan tingkat kinerja ESG yang tinggi.

Baca juga: Komitmen dalam Pembangunan Berkelanjutan, Adhi Raih 2 Penghargaan di Anugerah ESG 2024

Aspek kinerja lingkungan yang memberikan dampak positif terhadap ekosistem dan masyarakat merupakan prinsip mutlak yang harus dijalankan oleh Grup Merdeka.

Komitmen Nol Bersih

Seperti diketahui, MDKA berkomitmen untuk secara signifikan mengurangi emisi karbon yang timbul dari operasinya.

Grup Merdeka secara konsisten mengeksplorasi potensi perbaikan dan langkah-langkah alternatif guna mencapai keselarasan dengan ekosistem lingkungan.

Indonesia sendiri menargetkan pengurangan emisi secara bertahap, mulai dari 29 persen dan meningkat menjadi 41 persen pada 2030. Hal ini sejalan dengan komitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.

Baca juga: Percepatan Aksi Iklim Penting Guna Mewujudkan Emisi Nol Bersih

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Grup Merdeka telah mengeluarkan Komitmen Nol Bersih, yang didukung oleh Peta Jalan Pengurangan Emisi GRK.

Peta jalan tersebut menargetkan pengurangan intensitas emisi sebesar 50 persen untuk produk tembaga dan emas, serta 29 persen untuk produk asam.

Strategi Grup Merdeka untuk mencapai Komitmen Nol Bersih mencakup substitusi dan efisiensi energi, reklamasi lahan tambang, dan rehabilitasi lahan.

Pada 2023, Grup Merdeka mulai menggunakan platform penghitungan emisi TruCount untuk mengukur, memantau, mengelola, dan melaporkan emisi GRK.

Baca juga: KLHK: Nilai Ekonomi Karbon Penting untuk Turunkan Emisi

Platform TruCount dirancang berdasarkan dua standar internasional yang diakui, yaitu Greenhouse Gas Protocol dan ISO 14064-1:2018, memastikan akurasi dalam penghitungan GRK dan kepatuhan terhadap standar global.

Bagikan artikel ini melalui
Oke