Cerita Pelajar SMP Jadi Peternak Kelinci, Hasilkan Jutaan Rupiah di Sela Belajar Daring

Kompas.com - 22/09/2021, 07:01 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Genthur Rahmadhani Saat di Kandang Kelinci di Padukuhan Banaran IX, Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen, Gunungkidul Selasa (21/9/2021)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Genthur Rahmadhani Saat di Kandang Kelinci di Padukuhan Banaran IX, Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen, Gunungkidul Selasa (21/9/2021)

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Satu tahun lebih pandemi Covid-19 mengharuskan pelajar di seluruh Indonesia belajar melalui daring dari rumahnya masing-masing.

Model pembelajaran ini membuat pelajar punya banyak waktu luang, dan hal itu dimanfaatkan Genthur Rahmadhani (15), warga Padukuhan Banaran IX, Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk beternak kelinci.

Hasil ternak cukup besar bagi anak kelas IX SMP N 4 Playen ini.

Saat ditemui Kompas.com, bocah bertubuh tambun, duduk bersama bapak dan seorang tetangganya.

Baca juga: Ahli Epidemiologi Tak Sepakat RI Disebut Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19

Mengenakan kaus kuning, Genthur tampak asyik ngobrol bersama dua orang yang usianya jauh di atasnya.

Setelah beberapa saat, Genthur mengajak masuk ke rumah limasan tua yang berada di belakang rumahnya.

Setelah pintu kayu dibuka, jejeran kandang yang berisi ratusan kelinci putih.

Genthur kemudian mengajak berkeliling kandang, kemudian dengan lancar menerangkan tentang seluk beluk beternak kelinci.

Sebagian besar kelinci hanya diam, karena belum lama diberikan makan. Genthur dengan cekatan memeriksa satu demi satu kelincinya, dan sesekali menggendongnya.

"Awalnya mencari kesibukan karena belajar daring banyak waktu luang, terus mencoba pelihara kelinci (membeli) satu pasang," kata Genthur saat ditemui di rumahnya Selasa (21/9/2021).

Baca juga: Cerita Bupati Muda Trenggalek Tangani Covid-19, Bikin Undian Hewan Ternak, Istri Ikut Blusukan Ingatkan Prokes

Awalnya dia membeli sepasang kelinci jenis Rex seharga Rp 600.000 dari warga di Kalurahan Ngunut, Kapanewon Playen, sekitar Maret 2020.

Saat itu anaknya laku dijual, dan akhirnya dia membeli indukan jenis Hyla dan New Zeland, kedua jenis ini merupakan jenis kelinci pedaging.

"Saya melihat prospeknya bagus untuk bisnis, dan keterusan sampai sekarang," kata dia.

"Satu induk rata rata sekali beranak 10 ekor, kadang 7 atau 12 ekor, kelinci bunting selama 30 hari, setelah anaknya umur 40 hari induk dikawinkan lagi, dan setelah 2 bulan anak disapih

Bagikan artikel ini melalui
Oke