KOMPAS.com - Sinar Mas memiliki komitmen untuk mempercepat transisi perekonomian Indonesia yang inklusif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Hal ini, salah satunya, diwujudkan melalui partisipasi aktif perusahaan dalam Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025.
Salah satu perusahaan dari Sinar Mas, APP Group, turut melakukan upaya dalam membangun harmoni antara capaian komersial dengan tanggung jawab jangka panjang.
Chief Sustainability Officer APP Group, Elim Sritaba menyampaikan, tanggung jawab itu adalah menjaga kelestarian lingkungan, utamanya hutan di Indonesia.
“Tanpa hutan yang sehat dan berkelanjutan, industri ini tidak dapat bertahan. Karena itu, pengelolaan hutan secara bertanggung jawab adalah dasar dari pertumbuhan kami,” ujarnya dalam siaran pers.
Hal tersebut dikatakan Elim Sritaba dalam diskusi panel bertemakan “What is the Business Case for Investing in Nature?” di Merak Room, Jakarta Convention Center, Jumat (10/10/2025).
Baca juga: Perjalanan 87 Tahun Sinar Mas, Konsisten Tumbuh Bersama UMKM
Dalam mewujudkan komitmen itu, APP Group memiliki inisiatif Regenesis, yakni strategi keberlanjutan hasil pengembangan dari kebijakan konservasi hutan sebelumnya, yang diterapkan perusahaan sedari 2013.
Elim menyebutkan, pendekatan itu memperkuat inisiatif “do no harm” menjadi “regenerative”, yakni restorasi ekosistem dan perlindungan keanekaragaman hayati yang menjadi inti strategi bisnis.
Dalam praktiknya, Regenesis menaungi Forest Positive Policy yang mengalokasikan anggaran sebesar 30 juta dolar AS per tahun selama sepuluh tahun ke depan. Hal ini dilakukan untuk mendukung inisiatif restorasi dan konservasi.
Lebih lanjut, Elim mengajak para pihak, baik lembaga keuangan hingga lembaga konservasi berkolaborasi lebih jauh untuk menciptakan nilai ekonomi berkelanjutan.
Terlebih, menurutnya, pemerintah telah meluncurkan moratorium hutan dan lahan gambut, sertifikasi legalitas kayu, hingga peta jalan FOLU Net Sink 2030 yang sejalan dengan upaya pihaknya.
Baca juga: Gandeng Taipan Filipina, Sinar Mas Garap Pembangkit Panas Bumi Senilai Rp 36 Triliun di Indonesia
Pada hari yang sama, APP Group menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Lubrizol untuk menjajaki kerja sama dalam pengembangan solusi kertas dan kemasan berkelanjutan.
Kolaborasi itu memadukan keahlian APP di bidang manufaktur kertas dan kemasan dengan kompetensi Lubrizol dalam teknologi bahan kimia khusus.
Pada ajang yang sama, CEO Nature-Based Solutions Sinar Mas Agribusiness and Food, Götz Martin mengatakan, solusi hijau semestinya memiliki model bisnis yang layak dan teruji.
“Bisnis hijau berhasil karena memiliki model bisnis yang berkelanjutan dengan nilai tambah untuk memperbaiki kondisi planet,” ujarnya dalam diskusi panel bertema “Green Business Building”.
Hal senada diungkapkan Chief Sustainability and Communications Officer Sinar Mas Agribusiness and Food, Anita Neville.
Baca juga: Sinar Mas Land dan Monash University Bangun Ekosistem Inovasi Kesehatan di BSD City
Dia menyampaikan, tantangan keberlanjutan menjadikan upaya bisnis yang semestinya berlangsung dalam semangat kolaboratif.
Dengan demikian, perubahan yang diraih akan membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
“Melalui model closed-loop terintegrasi, kami menyediakan pelatihan bagi petani, akses pembiayaan, teknologi, dan pasar,” katanya dalam diskusi panel bertajuk “Feeding the Future: Sustainable Innovation to Boost Agriculture Productivity”.
Anita menyebutkan, inisiatif seperti program pemberdayaan petani Sawit Terampil maupun dukungan perusahaan terhadap program peremajaan sawit rakyat (PSR) dapat berkontribusi terhadap target pemerintah.
“Pemerintah memiliki target dalam peningkatan produktivitas dan ketahanan pangan sehingga para petani sawit dapat tetap tangguh menghadapi ancaman iklim,” ujarnya
Baca juga: Sinar Mas Land Bantu Warga di Tangerang Kelola Sampah lewat Selaras Ecosystem
Adapun Sinar Mas Agribusiness and Food mengedepankan industri-industri kelapa sawit agar mengambil peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan.
Hal itu dilakukan lewat upaya peningkatan produktivitas, sembari menjaga kelestarian ekosistem serta kehidupan masyarakat sekitar. Hal ini sesuai dengan kerangka kerja Collective for Impact.
Sementara itu, dengan semangat memberikan manfaat ke semua pihak, Sinar Mas menggandeng para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaan mereka untuk memamerkan produknya di anjungan Sinar Mas.
Di lingkup Sinar Mas Agribusiness and Food, mereka bernaung dalam program pendampingan Bright Future Initiative yang telah menjaring tidak kurang 100 pengusaha setempat.
Sementara itu, pilar usaha dari lingkup telekomunikasi dan data, XLSmart sepanjang dua hari eksibisi menghadirkan robot berbasis akal imitasi (artificial intelligence/AI) bernama Xiao Qi.
Inovasi itu merupakan hasil pengembangan ASIX Indonesia, sebuah akselerator AI buah kolaborasi Sinar Mas bersama China Mobile.
Baca juga: Langkah Sinar Mas di 2025, dari Inovasi Bisnis, Aksi Sosial hingga Bela Negara
Xiao Qi dirancang selaku spesialis pelayanan publik sehingga dapat menjawab pertanyaan para pengunjung.
Advisor President Office Sinar Mas Land Ignesjz Kemalawarta dalam salah satu forum di Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025 di Jakarta Convention Center, Jumat (10/10/2025). Pada kesempatan yang sama, Advisor President Office Sinar Mas Land, Ignesjz Kemalawarta menegaskan, keberlanjutan merupakan fondasi utama strategi bisnis perusahaan.
“Sinar Mas Land konsisten mengintegrasikan prinsip keberlanjutan di seluruh lini usaha, mulai dari desain kawasan, pembangunan produk, pemilihan material ramah lingkungan, efisiensi energi, hingga pengembangan rendah karbon,” katanya.
Dia menyebutkan, pihaknya berkolaborasi dengan Chandra Asri dalam penggunaan aspal berbahan campuran sampah plastik yang diaplikasikan di jalan di BSD City dan Kota Deltamas.
“Kami juga bekerja sama dengan pemerintah dan bank mitra melalui skema green loan pada proyek residensial berstandar green building,” ujarnya.
Baca juga: Sinar Mas Gandeng Mitra Prancis untuk Perkuat Logistik Maritim dan Budi Daya Sawit
Ignesjz menjelaskan, konsep green and smart living juga diterapkan pada kawasan yang mengacu pada standar Green Building Council Indonesia (GBCI).
“Penyesuaian standar itu guna menciptakan lingkungan yang efisien, sehat, dan berkelanjutan bagi masyarakat,” terangnya.
Ignesjz menambahkan, saat ini, perusahaan telah menerapkan green job untuk memastikan seluruh kegiatan operasional dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang selaras dengan prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Munculnya profesi-profesi baru di sektor hijau perlu diimbangi dengan peningkatan edukasi dan kolaborasi bersama pemerintah daerah serta perguruan tinggi,” katanya.
Di tingkat perusahaan, kata dia, pihaknya mendorong reorientasi kebijakan human capital agar mengutamakan kapasitas lingkungan dan keberlanjutan dalam proses rekrutmen.
“Kami juga menekankan pelatihan green habit dan menanamkan pemahaman tentang sustainability sejak hari pertama kerja, serta memperkuat kolaborasi lintas fungsi agar nilai keberlanjutan tertanam dalam setiap individu di organisasi,” paparnya.
Baca juga: Merger Rp 104 Triliun, Axiata dan Sinar Mas Teken Nota Kesepahaman Mantapkan Transformasi Digital
Sementara itu, Managing Director Sinar Mas, Ferry Salman mengatakan, lewat forum itu, pilar usaha Sinar Mas berkesempatan untuk saling belajar, berbagi, bahkan bermitra bersama lembaga lain yang memiliki kepedulian serupa.
“Kami bisa berbagi seputar upaya membangun keberlanjutan melalui pemanfaatan teknologi digital, seperti AI, serta pengembangan teknologi dan energi bersih agar dapat mewariskan bumi yang lestari bagi anak cucu kita nanti,” katanya.