KOMPAS.com - Sinar Mas Agribusiness and Food, perusahaan publik produk konsumen berbasis kelapa sawit, berupaya menjawab tantangan perubahan iklim dengan melaksanakan dekarbonisasi.
Sinar Mas Agribusiness and Food memiliki peta jalan nol emisi yang berfokus pada empat hal, yakni berkomitmen untuk tidak melakukan deforestasi, merehabilitasi lahan gambut yang terdegradasi, mengelola metana dari pabrik pengolahan crude palm oil (CPO), dan beralih ke energi terbarukan dengan mengubah penggunaan batu bara ke biomassa.
Executive Director Sinar Mas Agribusiness and Food Jesslyne Widjaja mengatakan, pihaknya memiliki sejumlah program untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut.
Dia mengatakan itu dalam sesi bertajuk Mendorong Masa Depan Transportasi Bebas Emisi pada gelaran Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di Jakarta Convention Center, Kamis (5/9/2024).
Jesslyne mencontohkan, program pencampuran bahan bakar B35 di Indonesia melalui penggunaan 12 juta ton biodiesel mampu mengurangi hingga 30 juta ton emisi gas rumah kaca.
Program yang sama juga mampu menghemat devisa sebesar Rp 160 triliun dari pengurangan impor bahan bakar fosil.
Baca juga: Asuransi Sinar Mas Hadirkan Asuransi Serangan Siber untuk Perusahaan, Apa Manfaatnya?
Sementara itu, kelapa sawit sendiri merupakan tanaman penghasil minyak nabati paling produktif dan efisien.
“Saat Indonesia mencoba tingkat pencampuran biodiesel yang lebih tinggi, kami dari sektor industri siap mendukungnya lewat solusi pasokan yang berkelanjutan,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (10/9/2024).
Jesslyne mengatakan, Sinar Mas selama ini mengupayakan solusi tersebut melalui budi daya berbasis pendekatan sirkular, peremajaan tanaman, serta pendampingan melekat.
Adapun pendampingan tersebut dikenal sebagai inclusived closed loop, yang mempertemukan para pekebun, perusahaan pembeli selaku pendamping, koperasi, dan dukungan skema keuangan.
“Dengan dukungan lintas sektor berikut kerangka investasi yang tepat, potensi kelapa sawit dapat kita optimalkan untuk menjawab isu ketahanan pangan, energi, kesejahteraan serta mitigasi perubahan iklim lewat dekarbonisasi,” katanya.
Lebih lanjut, Jesslyne juga menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan dekarbonisasi yang membutuhkan tindakan kolektif.
“Melalui peningkatan produktivitas dan pemberdayaan petani kecil, kami dapat meningkatkan produktivitas panen sekaligus mendorong kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Baca juga: Melalui Skema CSR, Sinar Mas Dukung Pembangunan Nusantara Botanical Garden di IKN
Dia menyebutkan, dengan kebijakan yang tepat, berbagai kelebihan kelapa sawit dalam produksi bahan bakar, energi, dan biomassa berkelanjutan dapat menjadi sebagian jawabannya.
Pada gelaran yang sama, Chief Sustainability & Communications Officer Sinar Mas Agribusiness and Food Anita Neville juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam diskusi bertema Dekarbonisasi Industri Indonesia, Pelajaran dari Implementasi Rencana Nol Emisi, Jumat (6/9/2024).
Menurutnya, sektor industri perkebunan dan kehutanan optimistis mampu berkontribusi dalam upaya dekarbonisasi dengan kerja bersama lintas sektor menjadi kuncinya.
“Kita perlu bergerak cepat dan bersama-sama agar upaya dekarbonisasi dapat diterapkan. Kami telah melakukannya di Sinar Mas Agribusiness and Food, tetapi kami tidak bisa melakukannya sendirian,” ujarnya.
Anita menegaskan pentingnya menciptakan ekosistem yang mendukung berupa kebijakan pemerintah dan dukungan finansial yang memadai, serta inovasi teknis untuk mencapai tujuan nol emisi bersama kami.
Menurutnya, minyak kelapa sawit mentah/CPO melalui biodiesel dan pembangkit energi berkelanjutan dapat berkontribusi dalam upaya dekarbonisasi.
"Kami melihat peran besar yang dapat dimainkan minyak sawit dalam transisi ini. Energi terbarukan adalah bagian penting dari strategi dekarbonisasi kami sendiri,” katanya.
Anita menyebutkan, saat ini, 92 persen energi yang digunakan dalam bisnis hulu Sinar Mas adalah energi terbarukan.
“Sebagian besar menggunakan pendekatan sirkular dan mengubah limbah produksi kami menjadi energi," terangnya.
Pada ajang yang sama, Chief Sustainability Officer APP Group Elim Sritaba menyatakan, pihaknya telah melakukan upaya dekarbonisasi sejak 2018.
Upaya itu membawa pihaknya berdiskusi dengan lintas pemangku kepentingan hingga menghasilkan kerangka kerja yang secara berkala dipertajam.
Paling baru, Sinar Mas menghadiri Sustainable Roadmap Vision atau Peta Jalan Keberlanjutan: Visi 2030.
Ajang tersebut berisikan target keberlanjutan yang semakin terhubung dengan United Nations (UN) Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, serta didukung keterlibatan kuat para pemangku kepentingan.
Baca juga: Lestarikan Ekosistem Mangrove, Sinar Mas Land Hadirkan Program Horizon di Nuvasa Bay Batam
Elim menjelaskan, di dalam forum itu terdapat kriteria terkait pelaksanaan produksi dengan karbon minimal.
“Kami juga memanfaatkan bahan baku dari hutan tanaman industri yang dikelola berkelanjutan, dengan mengedepankan pula kesejahteraan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Elim mencontohkan, pilar usaha Sinar Mas di sektor pulp dan kertas itu menggandeng komunitas di sekitar hutan melalui program Desa Makmur Peduli Api.
Program itu memberdayakan masyarakat melalui budidaya beragam komoditas berbasis kearifan lokal dan ramah lingkungan.
Menurutnya, dari target pengurangan emisi karbon hingga 30 persen pada 2030, APP Group telah mampu melakukan pengurangan hingga 13 persen.
Elim mengatakan, penggunaan teknologi terkini yang mampu mengurangi emisi, memanfaatkan ulang limbah produksi lebih maksimal, serta pemantauan dan pengukuran capaian peta jalan yang mumpuni, seluruhnya membutuhkan investasi tersendiri.
“Di sini, kolaborasi dapat menjembataninya dengan ketersediaan skema keuangan hijau, maupun relaksasi berupa insentif bagi sektor industri yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, Managing Director Sinar Mas Ferry Salman mengaku bangga dengan beberapa pilar usaha yang dapat berpartisipasi untuk kali kedua dalam ajang IISF.
Baca juga: Tumbuhkan Optimisme, Sinar Mas Land Luncurkan Web Series Perdana “Ruang Rindu”
Dia juga mengingatkan pentingnya kolaborasi yang dilandasi prinsip kesetaraan dan keterbukaan.
“Sinar Mas yang tahun ini berusia 86 tahun tentu berupaya dapat terus berkelanjutan lewat pengurangan emisi,” ungkapnya.
Ferry berharap, negara maju atau global north tidak menggunakan kriteria yang membuat negara, seperti Indonesia, gagal menyejahterakan dirinya melalui komoditas serta sektor industri andalannya semisal sektor kelapa sawit atau pulp dan kertas.
“Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembukaan IISF agar kolaborasi tidak memikirkan kepentingan sendiri. Apalagi, mitigasi perubahan iklim dan keberlanjutan adalah kepentingan seluruh negara,” katanya.