KOMPAS.com – Wakil Ketua Umum II Bidang Perekonomian Kamar Dagang dan Industri Indonesia ( Kadin) sekaligus Sinar Mas Board Member Franky Oesman mengatakan, pelaksanaan Group of twenty ( G20) dan Business 20 ( B20) di Bali merupakan momentum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara besar.
Menurutnya, dengan potensi yang dimiliki, Indonesia tengah menyongsong status sebagai negara maju pada tahun 2045 mendatang, tepat 100 tahun kemerdekaan.
“G20 dan B20 diharapkan bisa melibatkan lebih banyak lagi negara lain agar bisa bersama-sama bertumbuh lebih kuat dan maju," ujar Franky dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (17/11/2022).
"Selain itu, bagi Indonesia hal ini merupakan kesempatan emas untuk merangkul semua stakeholder tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga luar negeri, sehingga Indonesia bisa menjadi destinasi untuk investasi,” tambah Franky.
Hal itu disampaikan oleh Franky Oesman dalam perhelatan B20 yang diselenggarakan di Bali, pada Selasa (15/11/2022) hingga Rabu (16/11/2022).
Dalam kesempatan itu, Franky melanjutkan, Kadin mengundang Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol untuk memberikan pidato dalam acara B20. Hal itu dilakukan karena Korsel merupakan negara yang sukses dalam pengembangan industri usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM).
Baca juga: Dukung Transisi Energi, Sinar Mas Land Hadirkan Kendaraan Listrik Otonom pada Side Event G20 di Bali
“Bahkan penyaluran kredit perbankan (di Korsel) kepada sektor UMKM sudah mencapai 81 persen. Diharapkan pengalaman inilah yang bisa dibagikan dan dikembangkan di Indonesia agar sektor UMKM semakin maju,” ucap Franky.
Sebagai informasi, perhelatan akbar G20 dan B20 di Bali menjadi bekal untuk memberikan banyak manfaat bagi perekonomian nasional. Sebab, acara yang melibatkan negara-negara ekonomi terkuat di dunia itu mengajak seluruh yang hadir untuk berkolaborasi dalam mengatasi persoalan terkini.
Indonesia sebagai tuan rumah sekaligus negara dengan populasi terbesar keempat di dunia juga harus memiliki peran aktif dan memberi sumbangsih yang signifikan bagi kegiatan tersebut.
Apalagi Indonesia terbukti mampu bertahan dari pandemi Covid-19 dan kemudian dapat pulih lebih cepat dibandingkan dengan negara lain.
Baca juga: Optimisme dan Kewaspadaan Jadi Kunci Sinar Mas Hadapi Era Serba Tak Pasti
Franky mengatakan, meski tengah menghadapi tantangan, mulai dari transisi energi, ancaman berbagai krisis ekonomi, pangan, hingga kesehatan, diharapkan model pengembangan UMKM di Indonesia dapat berjalan semakin kuat dan meluas hingga dapat menjadi rujukan dunia.
Sebab, menurutnya, UMKM di Indonesia memegang peranan krusial dengan 60 persen hingga 70 persen berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 90 persen.
“Dengan potensi yang ada itu, diharapkan tidak hanya menjadi pondasi ketika menghadapi pandemi dan resesi ekonomi global, UMKM juga bisa membawa Indonesia lebih maju lagi untuk ke depannya,” ungkap Franky.
Untuk mengatasi persoalan yang ada tersebut, Kadin meluncurkan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas dengan mengundang Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (3/10/2022).
Adapun model kolaborasi dan sinergi tersebut diharapkan dapat membuka peluang semakin banyak bagi UMKM mendapatkan bantuan permodalan, pendampingan usaha hingga akses pasar.
Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, Sinar Mas Land Hadirkan Bus Listrik di BSD City
“Artinya, mereka bisa mengakses teknologi, keuangan, dan pasar yang membuat mereka dapat menikmati pasar yang lebih besar lagi. Namun, mereka juga harus didampingi oleh yang lebih profesional, agar mereka bisa lebih berkembang. Hasilnya, banyak contoh pendampingan yang kami lakukan dan terbukti sukses,” jelas Franky.
Untuk ke depannya, kata Franky, gerakan ini dapat lebih modular dan sistematis dengan melibatkan lebih banyak lagi perusahaan, termasuk dengan memberikan status pemeringkatan usaha.
“Dengan gerakan tersebut, 1000 persen diyakini tidak akan ada orang miskin dan UMKM Indonesia akan hidup. Hal itulah yang akan membawa Indonesia masuk ke dalam lima negara dengan ekonomi terbesar pada 2045 mendatang, sesuai dengan prediksi para ekonom,” kata Franky.
Untuk diketahui, dalam Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas terdapat pemberian status pemeringkatan usaha dengan memberikan warna sebagai lambang tingkatan dari setiap UMKM.
Contohnya warna biru diberikan bagi UMKM dengan kinerja baik, warna hijau untuk UMKM berkinerja cukup baik, warna kuning untuk UMKM yang masih kurang, dan warna merah bagi UMKM yang kinerjanya belum terlihat.
Untuk status UMKM dengan warna merah akan memerlukan pendampingan intensif.
Karena UMKM belum memahami dan mengerti bagaimana cara berjualan atau teknik marketing, sehingga memerlukan modul yang sesuai dengan usaha dan area mereka beroperasi. Dengan demikian, program pengentasan kemiskinan akan lebih cepat terlaksana.