KOMPAS.com – Board Member Sinar Mas Franky Oesman Widjaja mengatakan, kunci untuk menghadapi ketidakpastian dan tantangan seperti yang sedang dihadapi saat ini adalah sikap optimistis dan kewaspadaan dari seluruh pemangku kepentingan.
“Kami percaya bahwa seluruh pemangku kepentingan harus kompak dan bergotong royong secara konkret dan nyata. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama mencapai Indonesia Emas pada 2045,” ujar Franky dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (19/10/2022).
Hal itu disampaikan oleh Franky Oesman dalam acara webinar memperingati 100 tahun kelahiran Eka Tjipta Widjaja dengan tajuk Economic Outlook 2023: Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Inflasi Global, di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Franky mengapresiasi langkah pemerintah dalam menfokuskan belanja jajarannya pada produk dalam negeri yang membantu meningkatkan produksi usaha mikro kecil dan menengah nasional.
Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, Sinar Mas Land Hadirkan Bus Listrik di BSD City
“Kebijakan yang mendorong kolaborasi usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) dengan usaha besar guna membangun Indonesia Incorporated ketika seluruh pemangku kepentingan kompak, bersinergi, dan bergotong royong menaikkelaskan UMKM hingga berdaya saing global,” jelas Franky.
Lanjut Franky, ia berpandangan, bahwa filosofi Eka Tjipta Widjaja sebagai pendiri Sinar Mas masih relevan dalam menghadapi tantangan global.
“Sebagaimana Bapak Eka menyikapi setiap tantangan dengan menjadikannya sebuah momentum menguji diri melalui nilai-nilai yang hingga kini menjadi pedoman Sinar Mas berkarya, yakni integritas, sikap positif, komitmen, perbaikan berkelanjutan, inovasi, dan loyal,” kata Franky.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, UMKM akan menjadi salah satu andalan Indonesia dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi.
“Pemerintah berupaya agar porsi kredit perbankan untuk UMKM bisa mencapai 30 persen dari keseluruhan total kredit,” ujar Suahasil.
Baca juga: Sinar Mas dan Kementerian LHK Sepakati Pembangunan Pusat Pesemaian Sriwijaya Kemampo
Lanjut Suahasil, katalis untuk tetap meningkatkan perekonomian Indonesia dan menjaga inflasi adalah pengaplikasian Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN) untuk belanja produksi dalam negeri, hilirisasi industri pertambangan mineral dan batu bara (minerba), serta sumber-sumber investasi yang besar.
“Selain itu, digitalisasi adalah enabler untuk membuat kegiatan ekonomi menjadi lebih efisien, menumbuhkan kreativitas, menciptakan unit-unit baru dan penetrasi pasar yang baru,” kata Suahasil.
Deputi Kerjasama Kementerian Investasi (BKPM) Riyatno mengatakan, kinerja investasi menjadi harapan untuk menjaga pertumbuhan, stabilitas, serta pemulihan perekonomian di Indonesia. Ia sepakat akan peran penting UMKM bagi pemulihan ekonomi Indonesia.
“Peluang yang dapat dimanfaatkan dari konflik Rusia-Ukraina serta strategi yang dapat dilakukan Indonesia adalah dengan memetakan komoditas yang produksinya terdisrupsi, mengidentifikasi produk-produk komponen otomotif unggulan ekspor Indonesia, dan fokus pada pembangunan ekosistem industri kendaraan listrik Indonesia,” ujar Riyatno.
Baca juga: Dukung Kampus Merdeka, APP Sinar Mas Perkenalkan Industri Pulp dan Kertas Berkelanjutan
Tak hanya itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, pemulihan ekonomi pada tahun 2023 akan tetap terjaga, meskipun hadir ketidakpastian perekonomian global.
“Indonesia cukup optimistis karena dari sisi konsumsi dan investasi masih menunjukkan prospek yang baik, daya beli masyarakat masih solid dengan indeks keyakinan konsumen dan penjualan eceran pada September tahun ini cukup terjaga. PMI masih di level 53,7 dan angka tersebut tumbuh dua digit sejak Juni 2022,” ujar Airlangga.
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara mengatakan, penyebab dari inflasi adalah recovery ekonomi setelah pandemi yang menyebabkan terjadinya lonjakan demand di seluruh belahan dunia.
“Selain itu, supply yang tidak mencukupi akibat adanya perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan terjadinya supply shock,” ujar Mirza.