Begini Cara APP Sinar Mas Pertahankan Populasi Gajah Indonesia yang Kritis

Kompas.com - 12/08/2020, 15:42 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Data International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan, saat ini populasi gajah di Indonesia masuk dalam kategori kritis.

Menurut data tersebut, saat ini tersisa hanya sekitar 2.400 hingga 2.800 ekor saja. Jumlah tersebut turun 32 persen dari 1992.

Maka dari itu, Hari Gajah Sedunia yang diperingati setiap 12 Agustus menjadi pengingat bagi semua pihak untuk berupaya lebih keras membentuk sistem hidup berdampingan dengan satwa liar secara aman dan nyaman.

Tak hanya pemerintah, masyarakat dan pihak swasta pun turut mengambil peran pada upaya tersebut. Begitu pula dengan Produsen kertas Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.

Dengan kesadaran akan pentingnya memahami cara hidup berdampingan dengan satwa di alam liar, pihak APP Sinar mas meminta komunitas pemerhati satwa liar memberi sosialisasi dan pelatihan penerapan best practice management.

Baca juga: APP Sinar Mas Ikut Berpartisipasi Cegah Karhutla di Jambi

Head of Conservation APP Sinar Mas Dolly Priatna pun mengatakan, pihaknya mendukung segala upaya kolaborasi multi pemangku kepentingan dalam menekan laju kepunahan satwa liar.

“Kerja sama dapat dilakukan melalui patroli gabungan, berbagi data, perencanaan tata kelola lahan, serta meningkatkan keterhubungan habitat satwa dengan pembangunan koridor alam. Sektor swasta dapat memainkan peran penting dengan mendukung investasi,” kata Dolly, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Senada dengan Dolly, Ketua Harian Perkumpulan Penyelamat Hutan Satwa sekaligus anggota Forum Konservasi Gajah Indonesia Syamsuardi mengatakan, masyarakat dan pihak swasta dapat berperan berperan mengurangi ancaman populasi satwa liar.

“Selama berada dalam kelompok, gajah memiliki jalur permanen yang dilalui selama bertahun-tahun. Maka dari itu, masyarakat dan perusahaan yang kawasan konsesinya menjadi rumah bagi gajah dapat melakukan patroli rutin serta mengurangi penggunaan alat yang berbahaya,” kata Syamsuardi.

Baca juga: Hadapi Pandemi, APP Sinar Mas Ajak Desa Tingkatkan Produksi Jahe Merah dan Madu

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berkurangnya populasi gajah adalah konflik satwa dengan manusia, kerusakan habitat, dan perburuan liar. Menurut Syamsuardi, faktor terakhir merupakan faktor yang paling berkontribusi.

Untuk itu, Syamsuardi mengapresiasi pihak kepolisian yang bergerak cepat dan mampu menangkap pemburu gajah di Indragiri Hulu, Riau, pada awal Agustus.

“Namun seperti yang diakui para penegak hukum, pelaku merupakan tersangka perburuan liar yang tertangkap pada 2015, orangnya itu-itu saja. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk meringkus sindikat perburuan satwa liar,” kata Syamsuardi.

Terkini Lainnya
Di IISF 2025, Sinar Mas Paparkan Upaya Percepat Transisi Perekonomian Indonesia yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di IISF 2025, Sinar Mas Paparkan Upaya Percepat Transisi Perekonomian Indonesia yang Inklusif dan Berkelanjutan

Berkarya Untuk Negeri
Dian Swastatika Gandeng EDC Filipina Garap Potensi Besar Panas Bumi Indonesia

Dian Swastatika Gandeng EDC Filipina Garap Potensi Besar Panas Bumi Indonesia

Berkarya Untuk Negeri
Langkah Sinar Mas di 2025, dari Inovasi Bisnis, Aksi Sosial hingga Bela Negara

Langkah Sinar Mas di 2025, dari Inovasi Bisnis, Aksi Sosial hingga Bela Negara

Berkarya Untuk Negeri
Sinar Mas Gandeng Mitra Prancis untuk Perkuat Logistik Maritim dan Budi Daya Sawit

Sinar Mas Gandeng Mitra Prancis untuk Perkuat Logistik Maritim dan Budi Daya Sawit

Berkarya Untuk Negeri
Sinar Mas Wakafkan Lebih dari 30.000 Al-Qur’an dan Salurkan 30 Juta Liter Minyak Goreng Kemasan

Sinar Mas Wakafkan Lebih dari 30.000 Al-Qur’an dan Salurkan 30 Juta Liter Minyak Goreng Kemasan

Berkarya Untuk Negeri
Kaleidoskop Sinar Mas 2024: Dorong Inovasi Teknologi, Berbakti kepada Negara, hingga Jaga Lingkungan

Kaleidoskop Sinar Mas 2024: Dorong Inovasi Teknologi, Berbakti kepada Negara, hingga Jaga Lingkungan

Berkarya Untuk Negeri
Kaleidoskop Sinar Mas 2024: Dorong Kemajuan Indonesia Lewat Pendidikan Berkualitas dan Pemberdayaan UMKM

Kaleidoskop Sinar Mas 2024: Dorong Kemajuan Indonesia Lewat Pendidikan Berkualitas dan Pemberdayaan UMKM

Berkarya Untuk Negeri
Sinar Mas Kembali Sponsori Timnas Indonesia, Optimis Sepak Bola Jadi Penggerak Ekonomi

Sinar Mas Kembali Sponsori Timnas Indonesia, Optimis Sepak Bola Jadi Penggerak Ekonomi

Berkarya Untuk Negeri
SMDD 2024, Menkominfo Apresiasi Sinar Mas yang Dorong Percepatan Transformasi Digital Nasional

SMDD 2024, Menkominfo Apresiasi Sinar Mas yang Dorong Percepatan Transformasi Digital Nasional

Berkarya Untuk Negeri
Kebijakan dan Pilar Usaha Sinar Mas Dukung Upaya Dekarbonisasi

Kebijakan dan Pilar Usaha Sinar Mas Dukung Upaya Dekarbonisasi

Berkarya Untuk Negeri
Semarakkan Idul Adha, Sinar Mas Sumbang Ratusan Hewan Kurban

Semarakkan Idul Adha, Sinar Mas Sumbang Ratusan Hewan Kurban

Berkarya Untuk Negeri
Melalui Skema CSR, Sinar Mas Dukung Pembangunan Nusantara Botanical Garden di IKN

Melalui Skema CSR, Sinar Mas Dukung Pembangunan Nusantara Botanical Garden di IKN

Berkarya Untuk Negeri
Perkuat Komitmen Sosial, Sinar Mas Jajaki Inisiatif di Bidang Infrastruktur, Spiritual, hingga Olahraga

Perkuat Komitmen Sosial, Sinar Mas Jajaki Inisiatif di Bidang Infrastruktur, Spiritual, hingga Olahraga

Berkarya Untuk Negeri
Wujudkan PAUD Berkualitas dan Menyenangkan, Sinar Mas Renovasi TK di Ciledug

Wujudkan PAUD Berkualitas dan Menyenangkan, Sinar Mas Renovasi TK di Ciledug

Berkarya Untuk Negeri
Masjid Apung Ziyadatul Abrar, Wisata Religi Baru di Tanah Bumbu yang Cocok Dikunjungi Saat Ramadhan

Masjid Apung Ziyadatul Abrar, Wisata Religi Baru di Tanah Bumbu yang Cocok Dikunjungi Saat Ramadhan

Berkarya Untuk Negeri
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com