KOMPAS.com – General Manager sekolah Sinarmas World Academy ( SWA) Deddy Djaja Ria menuturkan, tiga muridnya memenangkan ajang pendanaan International Middle Years Programme (MYP) Innovator’s Grant.
“Keberhasilan ini adalah sebuah prestasi untuk pendidikan Indonesia dan kami sangat bangga terhadap capaian Rania, Chris, dan Leon,” kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (22/7/2020).
Menurut Deddy, karya dan penelitian mereka bukan hanya menunjukkan kepintaran, tetapi juga kepedulian terhadap masalah dunia dan sekitarnya, sesuai nilai dasar yang ditanamkan sejak dini oleh SWA.
“Kami sebagai sekolah bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga mendidik dan membina karakter positif melalui lingkungan belajar yang baik,” imbuh dia.
Baca juga: Sinarmas MSIG Life dan Bank Sinarmas Genjot Pertumbuhan Bancassurance
Dirinya pun berharap agar prestasi itu dapat menginspirasi dan memotivasi pelajar lain di Indonesia untuk terus berkarya.
“Anak muda Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Dengan senantiasa membimbing, menanamkan dan membina mereka dengan nilai-nilai positif, kami yakin, kita dapat membuat sesuatu,” sambung Deddy.
Ia yakin atas usaha tersebut, semua pihak dapat berkontribusi bagi masalah sekitar, bahkan dunia melalui teknologi dan penemuan mutakhir.
Adapun, MYP Innovator’s Grant merupakan ajang pendanaan bagi siswa yang diselenggarakan International Baccalaureate Organization (IBO) agar karya atau penelitiannya dikembangkan lebih jauh.
Ajang ini ditujukan untuk memperkaya keterampilan dan pengalaman mereka dalam bertumbuh menjadi pemimpin, inovator, dan wirausahawan yang peduli akan permasalahan dunia dan sosial.
Baca juga: Tiga Bulan Sinarmas Land Raih Pendapatan Rp 1,5 Triliun
Pada kesempatan itu, penelitian yang dilakukan siswa kelas 10 SWA menempatkan mereka sebagai tiga dari empat wakil asal Indonesia yang mendapatkan pendanaan.
Mereka masing-masing mendapat pendanaan hingga sebesar 10.000 dollar AS, atau total 30.000 dollar AS untuk tiga orang.
Tiga pemenang itu termasuk dalam 33 pemenang lainnya yang terpilih berdasarkan ide dan dampak dari karya mereka.
Adapun, karya yang turut memenangkan ajang tersebut adalah milik Rania. Keprihatinannya terhadap limbah plastik membuat dirinya meneliti proses penguraian plastik menggunakan jamur.
Dia menganalisis bagaimana jamur dapat mengubah polimer menjadi produk biodegradable yang dapat digunakan dalam aktivitas pertanian, bahkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan alternatif.
Baca juga: Sinarmas Land Siap Bangun Rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
“Penelitian saya berfokus pada degradasi plastik dengan memanfaatkan mekanisme pemecahan jamur yang mengubah polimer menjadi senyawa organik kecil yang lalu diserap dan diasimilasi oleh jamur,” terangnya.
Melalui penelitian ini, Raina berharap agar umat manusia dapat satu langkah lebih dekat dalam menghilangkan limbah plastik.
Senada, Chris juga mempunyai semangat besar menyelesaikan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah plastik dan energi tidak terbarukan.
Ketertarikannya yang mendalam pada biologi sintetis dan bioengineering membawanya meneliti penggabungan elemen degradasi plastik oleh bakteri dan sel bahan bakar biologis.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Sinarmas MSIG Life Gelar Bakti Sosial
Dengan penelitian itu, ketua kelompok penelitian BioBuilder di SWA tersebut ingin agar plastik bekas dapat dijadikan sebagai sumber bahan bakar pembangkit listrik.
“Sebagian besar daerah desa kesulitan pasokan listrik. Namun, banyak sampah plastik. Melalui penelitian ini, saya harapkan tersedia sumber energi bersih yang berkelanjutan, sekaligus mengurangi limbah plastik di lingkungan desa yang indah," jelas Chris.
Berbeda dengan Rania dan Chris, pemenang MYP Innovator’s Grant lainnya, yakni Leon memiliki kepedulian terhadap kultur dan budaya Indonesia, tepatnya budaya Jawa.
Menurut dia, dengan semakin kuatnya globalisasi dan modernisasi, budaya leluhur banyak yang terlupakan.
Baca juga: Sinarmas MSIG Life Rilis Produk Asuransi Tambahan SMEX
Leon menolak membiarkan budaya keluarganya hilang. Lantas dia pun membuat aplikasi iOS bernama SIJI, yang merupakan aplikasi pembelajaran bahasa Jawa Kuno, atau dikenal sebagai aksara kawi.
"Melalui SIJI, saya berharap dapat melestarikan budaya Jawa dan sistem penulisannya yang hampir hilang,” ungkapnya.
Dia menerangkan, dengan menggunakan iOS, pembelajaran menjadi menyenangkan dan memudahkan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya harap semua orang dapat memakainya, termasuk orang-orang non-Jawa, dan non-Indonesia untuk belajar bahasa serta aksara Jawa, sekaligus mengenal keindahannya," tutur Leon.
Sementara itu, Direktur Jenderal IBO Siva Kumari mengatakan, pihaknya percaya anak-anak muda dapat secara positif mengubah dunia melalui ide dan tindakan mereka.
Baca juga: Bantu Atasi Covid-19, Sinarmas Land Gelar Rapid Test hingga Distribusi Sembako
“MYP Innovator Grant merupakan uluran tangan untuk inovator muda di seluruh dunia, sehingga mereka memiliki alat yang dibutuhkan untuk menanggapi tantangan global, nasional, dan lokal secara maksimal dan optimistis,” jelasnya.