KOMPAS.com – Sepuluh pusat perbelanjaan di bawah naungan ITC Group yang tersebar di Jakarta, Depok, dan Tangerang Selatan (Tangsel) kembali buka atau beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan.
ITC wilayah Jakarta sudah kembali buka sejak Senin (15/6/2020), ITC wilayah Depok sejak Rabu (16/6/2020), dan ITC wilayah Tangsel pada Selasa (23/6/2020). Pembukaan itu sejalan dengan izin pengoperasian pusat perbelanjaan dari pemerintah.
Untuk diketahui, pada periode pembatasan sosial berskala besar (PSBB), ITC memang hanya membuka secara terbatas pedagang pensuplai kebutuhan masyarakat seperti produk makanan, obat-obatan, dan perbankan.
Pada masa transisi PSBB ini, ITC mengizinkan para pedagang kembali berjualan dari pukul 11.00 sampai 20.00 WIB.
Baca juga: INFOGRAFIK: Panduan New Normal di Tempat Perbelanjaan
Kepala Divisi ITC Christine Natasha Tanjungan mengatakan, untuk menjamin penerapan protokol kesehatan, pihaknya membentuk Tim Penanganan Covid-19 di masing-masing ITC.
“Tugasnya memantau dan memastikan seluruh prosedur dijalankan dengan baik, benar, dan disiplin,” kata Christine, kepada Kompas.com, saat wawancara melalui video conference diplatform Zoom, Kamis (25/6/2020).
Adapun prosedur yang dimaksud adalah protokol reopening yang telah disusun pengelola ITC berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan, Surat Edaran Menteri Perdagangan, dan Peraturan Gubernur masing-masing wilayah lokasi ITC.
Protokol reopening terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama menyangkut kesiapan 6 pilar yang berinteraksi di ITC, dan bagian kedua terkait prosedur new normal yang akan diberlakukan.
Pilar pertama pada protokol reopening bagian pertama adalah kesiapan gedung, meliputi sistem pendingin ruangan yang sehat dan bersih, serta proses pembersihan dan disinfektansi secara terjadwal, jelas, juga terkontrol.
Pilar kedua membahas kepatuhan pengunjung, dan pilar ketiga mengenai kepatuhan pedagang pada protokol kesehatan. Salah satunya dengan mengimbau penggunaan cashless.
Namun, kebanyakan pedagang ITC bukanlah brand besar, melainkan UMKM yang masih menggunakan pembayaran cash.
“Kami mewajibkan pedagang menyediakan hand sanitizer di toko masing-masing, sehingga setelah memegang uang, pedagang dan pengunjung dapat membersihkan tangan,” kata Christine.
Baca juga: Jangan Asal Pakai, Begini Cara Menggunakan Hand Sanitizer yang Benar
Meski mewajibkan pengadaan hand sanitizer di setiap toko, pengelola ITC juga menyediakan hand sanitizer di lokasi-lokasi strategis seperti di dekat pintu, lobby lift, dan eskalator.
Tak hanya pengunjung dan pedagang, pada pilar keempat, frontliner atau petugas yang berhubungan langsung dengan masyarakat seperti Sales Promotion Girl (SPG) serta tenaga outsourcing meliputi security, cleaning service, dan petugas parkir, juga diberi pemahaman terkait protokol kesehatan.
Jadi ketika bertugas, mereka harus melalui pemeriksaan suhu tubuh, serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, face shield, dan sarung tangan lateks.
Kemudian pada pilar kelima, karyawan wajib menjaga jarak ketika di dalam kantor, dan menggunakan APD ketika mengunjungi pertokoan.
Baca juga: Pemerintah Minta Para Pekerja Jaga Jarak dan Pakai Masker di Kantor
Pilar keenam adalah manajemen, yang mencakup pengubahan Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai protokol covid-19, serta pembentukan Tim Penanganan Covid-19 di lingkungan ITC.
Sementara itu, protokol reopening bagian kedua adalah prosedur new normal yang mencakup lima bidang fokus kontrol.
Bidang pertama adalah akses masuk dan keluar. Setiap orang yang ingin memasuki ITC harus melalui cek suhu tubuh dan menggunakan masker.
“Namun jika ada pengunjung yang tidak membawa masker, kami akan sediakan agar mereka tetap bisa memenuhi kebutuhannya,” kata Christine.
Bidang kedua adalah penjagaan jarak dengan pemasangan marka atau rambu-rambu seperti rambu antrean, jaga jarak, dilarang berkerumum, dan dilarang duduk berdekatan.
“Di lift misalnya, kapasitas dibatasi hanya boleh 5 orang. Di eskalator setiap orang juga diberi jarak tiga injakan. Begitu pula dengan pintu masuk. Kalau di dalam padat, belum kami izinkan masuk gedung,” kata Christine.
Baca juga: Bagaimana Menghindari Paparan Virus Corona di Lift?
Bidang ketiga adalah kebersihan dan disinfektan. Selama jam operasional, petugas ITC akan rutin membersihkan tempat-tempat yang banyak disentuh orang seperti tombol lift, pegangan pintu, dan railing.
“Pada malam hari ketika sudah tutup kami juga melakukan penyemprotan disinfektan sehingga keesokan harinya bisa kembali beroperasi dengan bersih dan sehat,” kata Christine.
Sementara itu, pada bidang keempat ITC melakukan inovasi touchless untuk mengurangi sentuhan.
Contohnya dengan menyediakan pengambilan tiket parkir dengan sensor. Dengan begitu, pengunjung tidak perlu menyentuh tombol. Cukup melambai, tiket parkir akan keluar.
Baca juga: Asosiasi Pusat Belanja Kantongi Protokol Kesehatan dari Kemenkes
Kemudian, ITC juga menginovasi lift, hand sanitizer, serta keran dengan sensor dan pedal.
Bidang terakhir adalah komunikasi. Saat ini, ITC menyiapkan banyak materi kampanye yang disebarkan secara offline di dalam gedung, serta online melalui media sosial dan website.
Di luar protokol reopening tersebut, ITC juga melakukan antisipasi ekstra lainnya seperti melakukan komunikasi intens dengan rumah sakit terdekat untuk berjaga-jaga.
Tak hanya itu, di setiap ITC juga disiapkan ruang isolasi dan APD lengkap meliputi baju, sepatu, dan kacamata.
Baca juga: Penyewa Pusat Belanja: Dengan Mal Buka, Karyawan Bisa Bekerja Kembali
“Jadi sebelum dijemput pihak medis rumah sakit terdekat, orang yang terindikasi akan kami isolasi,” kata Christine.
Meski sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Christine mengaku, traffic pengunjung yang datang ke ITC menunjukkan penurunan. Pedagang yang kembali beroperasi pun belum 100 persen.
“Karena warga harus patuh pada pemerintah untuk di rumah saja. Rata-rata pedagang yang sudah mulai berjualan juga baru 50 persen karena masih melihat keadaan,” kata Christine.
Melihat keadaan tersebut, pihak ITC tidak tinggal diam. Untuk menunjang perputaran ekonomi, mereka membuat dan menyebarkan electronic brochure (E-brochure).
“Dengan begitu, customer yang belum berani datang langsung ke ITC tetap bisa membeli barang. Nantinya, barang tersebut akan dikirim menggunakan transportasi online,” kata Christine.
Baca juga: ITC Akan Buat Marketplace Agar Pedagang Juga Bisa Jualan Online
Tak hanya E-brochure, ITC juga melayani customer yang gemar berbelanja melalui marketplace, dengan menyediakan ITC Trade yang saat ini sudah onboarding sebagai official store di Tokopedia.
Dengan upaya-upaya tersebut, customer ITC pun bisa berbelanja secara online maupun offline.
“Itu adalah beberapa support kami untuk menggerakkan roda ekonomi selagi tetap mengampanyekan keamanan dan proteksi di ITC,” kata Christine.
Sementara itu, Pengurus Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS) ITC BSD Sung Sonni mengatakan, sejak awal ITC telah melakukan persiapan-persiapan untuk mendukung tatanan normal baru atau new normal, salah satunya dengan menggerakkan semua pihak bersama.
Baca juga: Ini Strategi ITC Roxy Mas Bertahan di Tengah Gempuran Disrupsi Digital
Hal tersebut untuk menunjang perubahan kebiasaan orang berbelanja, yang dalam beberapa bulan ini lebih menyukai cara online.
“Meski begitu, protokol kesehatan pembelanjaan offline di ITC lebih ketat dibanding tempat-tempat lainnya. Sampah limbah masker misalnya, harus dibuang pada kantong plastik kuning,” kata Sonni.
Christine mengatakan, sejauh ini pengoperasian ITC berjalan lancar. Hal tersebut karena sebelum pembukaan, mereka telah melakukan simulasi.
“Seminggu sebelum diizinkan buka, kami menghubungi para pedagang dan pekerja untuk melakukan persiapan seperti pembersihan dan pemasangan materi penunjang pelaksanaan protokol kesehatan,” kata Christine.