KOMPAS.com - Sinar Mas melalui PT DSSR Daya Mas Sakti (“DSSR”), entitas anak tidak langsung dari PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (“DSSA”), melakukan kerja sama yang akan diwujudkan dalam bentuk ventura bersama dengan PT FirstGen Geothermal Indonesia.
PT FirstGen Geothermal Indonesia merupakan entitas anak dari Energy Development Corporation (“EDC”), bagian dari First Gen Corporation (“First Gen”). EDC merupakan produsen energi terbarukan terbesar di Filipina.
“Perjanjian ini bukan sekadar investasi, tetapi sebuah langkah strategis bersama EDC untuk memperkuat kolaborasi dan menghadirkan keahlian serta pengalaman dalam pengembangan panas bumi di Indonesia,” ujar Presiden Direktur DSSR sekaligus Wakil Direktur Utama DSSA Lokita Prasetya.
Ia menegaskan, pembentukan joint venture bertujuan memperkuat kapasitas nasional dan memanfaatkan potensi energi panas bumi untuk menghadirkan energi bersih.
Melalui kolaborasi strategis ini, perusahaan ingin memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, ekonomi, dan lingkungan.
Baca juga: Pemprov Jakarta Gaet Provinsi Kunci Korsel untuk Kolaborasi Strategis
Lebih lanjut, Lokita menjelaskan bahwa proyek bersama ini akan berfokus pada pengembangan dan pengelolaan sumber daya panas bumi dengan potensi total sekitar 440 megawatt (MW) di enam wilayah, di antaranya Jawa Barat, Flores, Jambi, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tengah.
Sementara itu, EDC memandang kemitraan ini sebagai misi bersama untuk memperkuat transisi energi Indonesia. Sebagai perusahaan panas bumi terintegrasi terbesar di dunia, kolaborasi ini menjadi sarana untuk menerapkan keahlian global EDC.
“EDC memiliki pengalaman puluhan tahun dalam memanfaatkan energi panas bumi di Filipina, dan kami bangga dapat berbagi keahlian ini dengan Indonesia melalui kemitraan kami dengan DSSR.” ujar Vice Chairman dan CEO EDC sekaligus President & COO First Gen, Francis Giles B Puno.
Menurutnya, penggabungan kapabilitas global EDC dengan kehadiran lokal DSSR tidak hanya akan mengembangkan proyek, tapi juga akan memberikan dampak jangka panjang bagi pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Baca juga: Energi Terbarukan Saja Tak Cukup, Ahli Ingatkan Penerapan Bertanggung Jawab
Sebagai informasi, Indonesia memiliki sekitar 40 persen cadangan panas bumi dunia atau setara dengan 24 gigawatt (GW), tetapi baru sekitar 10 persen yang telah dimanfaatkan.
Kolaborasi DSSR dan EDC juga sejalan dengan strategi pemerintah Indonesia untuk mempercepat transisi energi, memperkuat peran energi terbarukan, serta mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
Pada kesempatan yang sama, Managing Director Sinar Mas Ferry Salman menekankan, pengembangan panas bumi membutuhkan sinergi erat antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
Baca juga: Dorong Pengembangan Panas Bumi, Prabowo-Gibran Perlu Beri Investor Insentif
Ia berharap, pemerintah dapat terus menjaga iklim usaha di sektor panas bumi tetap berdaya saing agar dapat memberikan manfaat mendalam bagi semua pihak.
“Sejalan dengan visi kami di Sinar Mas, together we go far, fast, towards infinite future, agar energi geothermal dapat menyediakan energi bersih bagi bangsa ini, (serta) mendorong tumbuhnya perekonomian daerah secara berkelanjutan,” ujar Ferry.