KOMPAS.com – Direktur PT Sinarmas Sekuritas Ferita Tanudjaja mengatakan, peluncuran aplikasi investasi SimInvest bertujuan untuk melayani kebutuhan berinvestasi dengan mudah, cepat, dan aman.
Utamanya, kebutuhan investasi bagi generasi muda. Pasalnya, antusiasme investor ritel khususnya investor muda di Indonesia terus mengalami kenaikan.
“Kami senang melihat antusiasme investor ritel, khususnya investor muda Indonesia. Oleh karena itu, kami ingin melayani segmen ini dengan lebih baik lagi melalui peluncuran aplikasi SimInvest,” ujar Ferita, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (25/6/2021).
Ia menjelaskan, SimInvest mobile dapat di unduh dari Google Play Store atau App Store. Aplikasi ini memungkinkan investor berinvestasi saham dan reksa dana sekaligus dari satu platform.
Baca juga: Reksa Dana UOB Tersedia di Pluang, Bisa Investasi Mulai Rp 15.000
Untuk memudahkan investor saat bertransaksi, SimInvest dirancang dengan tampilan ala milenial dengan fitur yang lengkap.
Lewat aplikasi SimInvest, nasabah dapat dengan mudah mendaftar, serta mudah berinvestasi baik saham maupun reksadana.
“Selain itu, nasabah dapat dengan mudah melakukan order, memantau history dan portofolio, serta mengatur watchlist yang bisa disesuaikan sendiri,” ucap Ferita, Kamis (24/6/2021).
Berbagai kemudahan ini, kata dia, juga dilengkapi dengan penawaran fee transaksi baru. Fitur ini memudahkan pengguna agar dapat bertransaksi di pasar modal secara kompetitif melalui Sinarmas Sekuritas .
Baca juga: Ketahui Investasi di Pasar Modal, Cara Kaya Sambil Tidur
Seperti diketahui, jumlah investor muda pasar modal berusia 18 tahun hingga 25 tahun terus mengalami peningkatan. Bahkan, persentase jumlah investor milenial mendominasi.
Ferita menjelaskan, berdasarkan data otoritas jasa keuangan (OJK) tercatat 3,9 juta investor pada 2020 atau 54,8 persennya adalah investor anak muda.
“Berkaca pada data lima tahun terakhir, pertumbuhan jumlah investor retail pada 2020 memang melejit,” imbuhnya.
Sebelumnya, jumlah investor retail pada 2019 sebanyak 2,5 juta dan 1,6 juta pada 2018. Kemudian, pada 2017 sebesar 1,1 juta dan 2016 sebesar 894.00 investor.
Baca juga: Perdagangan Saham 2020 Ditutup, Investor Retail Jadi Penopang Stabilitas Pasar Modal
“Tingginya jumlah investor ini sejalan dengan semakin mudahnya cara serta proses berinvestasi. Bila dulu kami investor harus datang ke kantor cabang atau mengirim formulir serta data diri, namun kini cukup dari satu platform semua orang dapat berinvestasi,” jelas Ferita.