KOMPAS.com – Direktur Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas Soewarso menyatakan dukungannya terhadap upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dalam menjalankan program Teknologi Modifikasi Cuaca ( TMC).
“Sebagai perusahaan yang berbisnis di sektor kehutanan, kami tentunya memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan, termasuk dari ancaman kebakaran hutan dan lahan ( karhutla),” kata Soewarso dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Jumat (11/6/2021).
Soewarso berharap, TMC dapat membasahi lahan gambut yang selama ini selalu terbakar saat musim kemarau tiba.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Provinsi Sumatera Selatan ( Sumsel) Herman Deru mengucapkan terima kasih atas peran serta kalangan swasta.
Baca juga: Kebakaran Hutan California 2020 Terjadi untuk Menutupi Kasus Pembunuhan
“Saat ini menjadi momen yang tepat untuk TMC karena bibit awan masih ada di udara Sumsel terutama di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, dan Banyuasin. Kita semua berdoa semoga Sumsel tahun ini zero karhutla,” kata Herman.
Sebagai informasi, saat ini Sumsel dan Jambi tengah bersiap menghadapi puncak musim kemarau. Sebab, ketika musim kemarau, karhutla seringkali terjadi di dua provinsi ini.
Bahkan, per Kamis (10/6/2021) lalu, telah ditemukan sejumlah 16 titik api atau hotspot di Pulau Sumatera.
Untuk itu, Provinsi Sumsel dan Jambi mulai melaksanakan TMC dengan menyemai sepuluh ton garam di udara.
Adapun Tim Satuan Tugas (Satgas) Sumsel akan menyemai garam tersebut di awan yang masih berpotensi hujan, yang diperkirakan berada pada ketinggian 10.000 kaki.
Baca juga: Tanggap Darurat Bencana Seroja, Sinar Mas Salurkan Bantuan Obat-obatan
Sejumlah wilayah yang diutamakan dalam upaya TMC tersebut termasuk daerah yang memiliki potensi awan menjadi hujan, daerah yang memiliki titik api, serta daerah bergambut.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK Laksmi Dhewanti mengatakan, hingga kini, TMC masih menjadi salah satu solusi yang cukup jitu untuk mengatasi karhutla.
Diperkirakan, kemarau tahun ini akan relatif lebih kering dibandingkan tahun lalu yang mengalami kemarau basah.
Berdasarkan data dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ( BPPT), TMC pada 2020 telah menghasilkan dua miliar kubik air, atau terjadi peningkatan curah hujan mencapai 60 persen dibandingkan curah hujan alami.
Baca juga: Antisipasi Karhutla di Sumsel, 800 Ton Garam Disemai untuk Bentuk Hujan Buatan
Atas dasar itu, Kementerian LHK menggandeng berbagai pihak termasuk BPPT, Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Sinar Mas Group, untuk melaksanakan TMC.
Untuk diketahui, Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT memperkirakan, hingga dua pekan ke depan, potensi hujan akan terus terjadi di Sumsel. Ini membuat pelaksanaan TMC bisa dimaksimalkan hingga akhir Juni 2021.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian menjelaskan, TMC merupakan upaya intervensi proses pertumbuhan awan dengan memasukkan inti kondensasi ke dalam sistem awan untuk mengoptimalkan kejadian, volume, dan durasi hujan.
Berdasarkan pola curah hujan historis di Provinsi Sumsel, diketahui titik curah hujan terendah terjadi pada Juli.
Baca juga: Jelang Musim Kemarau, BMKG: Waspadai Potensi Karhutla untuk Wilayah Selatan Indonesia
Adapun operasi TMC di Sumsel dan Jambi akan didukung TNI AU Skadron 4 Malang dengan mengerahkan armada pesawat Casa 212 A-2105 dan 11 kru pesawat.
Pos Komando (Posko) TMC pun akan dipusatkan di area Lapangan Udara Sri Mulyono Herlambang, Palembang.
Dalam operasi tersebut, BBTMC BPPT akan menurunkan tujuh orang petugas di Posko TMC, empat orang petugas di Pos Pengamatan Metereologi (Posmet), dan satu orang petugas forecaster dari BMKG.
Kepolisian Resor (Polres) Ogan Komering Ilir (OKI) telah menggelar Apel Kesiapan Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan ( Karhutla) di Lapangan Bola Kebun Sumber Sawit Desa Balian, Kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten OKI, Sumsel.
Baca juga: Sumatera Selatan Tunda Pembukaan Seleksi CPNS 2021, Ini Penjelasannya
Apel tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumsel Eko Indra Heri.
“Saat ini telah ditemukan 120 titik api di wilayah OKI, Polda Sumsel dan Kodam II Sriwijaya akan menerjunkan personilnya bersama perusahaan perkebunan dan perusahaan pemilik izin konsesi HTI, Manggala Agni untuk memantau dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan tahun 2021," tutur Eko dalam sambutannya.
Apel tersebut juga menghadirkan Tim Reaksi Cepat (TRC) Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas di wilayah OKI serta Tim Heli Attack (Helitack) beserta satu set pompa pemadam Mark-3 Kit yang biasa dibawa saat patroli udara dengan helikopter.
Sementara itu, Fire Operation Management Head APP Sinar Mas Region OKI Mares Prabadi menjelaskan, patroli udara merupakan salah satu metode deteksi dini dan Reaksi cepat yang menjadi landasan penerapan penerapan integrated fire management yang ada di perusahaan.
Baca juga: Menteri LHK: Jangan Sampai Terjadi Duet Bencana, Corona dan Karhutla
“Selama patroli udara ini berlangsung, TRC siap sedia. Apabila ditemukan titik api, mereka akan turun dari helikopter dengan peralatan pemadam yang telah disiapkan untuk memadamkan api,” jelasnya.