KOMPAS.com - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel terus menegaskan komitmennya dalam melakukan konservasi dan perlindungan perairan.
Paling baru, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan itu menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ( Kemenko Marves).
Direktur Health, Safety, Environment (HSE) Harita Nickel Tonny Gultom mengungkapkan, PKS tersebut merupakan bukti nyata komitmen Harita Nickel terhadap tata kelola bisnis yang berkelanjutan.
“Program rehabilitasi mangrove dan berbagai program pelestarian lingkungan lainnya adalah manifestasi dari komitmen Harita Nickel terhadap prinsip-prinsip environmental, social, and governance (ESG),” katanya dalam acara penandatanganan PKS yang digelar di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (25/7/2024).
“Kami percaya bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting untuk mencapai target rehabilitasi mangrove nasional,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (29/7/2024).
Baca juga: RUPST Harita Nickel, Setujui Rencana Buy Back Saham Senilai Rp 1 Triliun
Adapun, sejak 2021, Harita Nickel telah menanam 67.691 bibit mangrove di area seluas 23,04 hektar (ha). Penanaman itu tersebar di empat lokasi di Kabupaten Halmahera Selatan, meliputi Desa Soligi di Kecamatan Obi, Desa Awango dan Belang-Belang di Kecamatan Bacan, serta Desa Guruapin di Kecamatan Kayoa.
Kerja sama penanaman itu melibatkan Universitas Khairun Ternate, pemerintah desa, dan masyarakat setempat, dengan pemantauan rutin untuk memastikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup mangrove.
Tidak hanya itu, Harita Nickel juga memasang lebih dari 1.700 blok terumbu karang buatan untuk mendukung pertumbuhan rumah ikan di perairan sekitar. Pemasangan blok ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Selain rehabilitasi mangrove, Harita Nickel juga menjalankan program Pemantauan Laut yang mencakup pemantauan kualitas air laut, kualitas sedimen laut, dan biota laut yang meliputi plankton, benthos, terumbu karang, dan ikan karang.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kemenko Kemaritiman Nani Hendiarti mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam program ini, seperti perusahaan swasta, non-governmental organization (NGO), badan usaha milik negara (BUMN), dan lainnya.
Baca juga: Harita Nickel Bakal Bagikan Dividen Rp 1,6 Triliun
“Sinergi ini memang sangat diperlukan untuk mendukung pemenuhan target nasional merehabilitasi 600.000 ha lahan mangrove pada 2024,” ujarnya.
Nani juga menekankan pentingnya fungsi mangrove dalam mitigasi dampak dari perubahan iklim. Apalagi dampak perubahan iklim semakin nyata, terutama di pesisir.
"Contohnya, meningkatnya kejadian banjir rob dan kenaikan permukaan air laut, yang saat ini sudah mencapai 0,8-1,2 senitmeter (cm) per tahun," ujarnya.
Nani mengatakan, ekosistem mangrove berperan penting dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim melalui pengelolaan ekosistem karbon biru.
Adapun kegiatan itu merupakan rangkaian dari peringatan Hari Mangrove Sedunia yang diselenggarakan Kemenko Marves, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP).
Selain penandatanganan PKS, kegiatan itu juga diisi dengan gelar wicara dan diskusi bertema “Memperkuat Pencapaian Aksi Iklim Indonesia melalui Perlindungan Ekosistem Karbon Biru.”
Baca juga: Harita Tambah Dua Entitas Baru demi Keberlanjutan dan Efisiensi